Thursday 17 October 2019

0
Toksisitas LD50

Hai teman tean semua ! lama tak update kali ini saya akan membagikan hasil praktikum saya mengenai uji toksisitas deterjen terhadap ikan mas.

No
Baskom 1 (25 ml)
Baskom 2 (100 ml)
Ket
Waktu
Perilaku Ikan
Waktu
Perilaku Ikan
1
1’
Ikan mulai terjadi
Pendarahan.
1’42”
Ikan mulai diam.

2
3’
Satu ikan mati.
2’43”
Dua ikan mengalami kejang kejang.
3
2’
Satu ikan lainnya mati.
3’47”
Satu ikan pecah
pembuluh darah dan darah
keluar dari insang.
Baskom 1 :
pH awal : 8
pH akhir : 7
Suhu awal : 29
°C
Suhu akhir: 31.8
°C
TDS awal : 1024 pm
TDS akhir : 1024 ppm
4
9’
Semua ikan mengalami pendarahan pada insang.
8’03”
Satu ikan mati.
5
13’
Semua ikan menghitam dan mengalami pendarahan pada insang.
10’10”
Satu ikan lainnya mati.
Baskom 2 :
pH awal : 6
pH akhir : 9
Suhu awal : 30,9
°C
Suhu akhir: 31
°C
TDS awal : 2468 pm
TDS akhir : 2512 ppm
6
17’
Semua ikan mati.
12’05”
Semua ikan mati.

Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk hidup di muka bumi ini tak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Namun demikian, air dapat menjadi malapetaka bilamana tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Air yang relatif  bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya.
Istilah pencemaran air dicantumkan dalam PP No. 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air didefinisikan sebagai : “Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiaan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pasal 1, angka 2). Berdasarkan peraturan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pencemaran air merupakan proses masuknya zat, makhluk hidup atau komponen lain yang masuk kedalam badan air sehingga menurunkan kualitas air tersebut menjadi tercemar. Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui toksisitas dari suatu bahan pencemar yang diambil, yaitu deterjen.
Lethal Dose 50 adalah suatu besaran yang diturunkan secara statistik, guna
menyatakan dosis tunggal sesuatu senyawa yang diperkirakan dapat mematikan atau menimbulkan efek toksik yang berarti pada 50% hewan uji setelah perlakuan. LD50 merupakan tolak ukur kuantitatif yang sering digunakan untuk menyatakan kisaran dosis letal. Reaksi toksik biasanya merupakan lanjutan dari efek farmakodinamik sehingga gejala toksik merupakan efek farmakodinamik yang berlebihan. Derajat toksisitas suatu obat diketahui berdasarkan nilai suatu dosis yang disebut Lethal Dose 50 (LD50) (Gan 1980).
Toksisitas bahan pencemar sangat dipengaruhi oleh besarnya volume yang masuk dan konsentrasi bahan tercemar. Praktikum ini membandingkan pengaruh bahan pencemar air berdasarkan volume yang masuk kedalam badan air. Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa deterjen dengan volume 100 ml mampu membunuh empat ikan dalam waktu 12 menit, berbeda dengan baskom yang dimasukkan deterjen sebanyak 25 ml yang membutuhkan waktu 17 menit untuk membunuh keempat ikan tersebut. Perbedaan yang lainnya terdapat pada besarnya TDS yang dilihat melalui TDS meter, baskom dengan 25 ml deterjen cair memiliki nilai TDS sebesar 1024 ppm, sedangkan baskom dengan 100 ml deterjen cair memiliki nilai TDS sebesar 2486 ppm. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air dikatakan bahwa kadar maksimum untuk TDS adalah 1000 ppm, dapat dikatakan bahwa kadar kedua deterjen yang masuk kedalam baskom 1 atau 2 sudah melebihi kadar maksimum untuk TDS.  
Semua ikan yang yang mati pada praktikum ini mengalami hal yang sama yaitu pendarahan pada insang setiap ikan, ini menunjukkan adanya kerusakan sistem respirasi pada epitelium insang, sehingga ikan akan kehilangan keseimbangan dan kesulitan bernafas kemudian ditandai dengan matinya ikan dengan mulut terbuka ( Taufik I 2006). Pencemaran dalam hal ini dapat menyebabkan makhluk hidup melakukan berbagai respon, mulai dari pengaruh kecil hingga kematian pada makhluk hidup tersebut. Pencemaran deterjen di perairan dapat berpengaruh pada berbagai organ ikan dan tingkat kerusakan yang timbul pada organ tersebut tergantung pada konsentrasi pencemaran dan waktu pemaparan, cemaran yang masuk kedalam tubuh ikan bisa terakumulasi dalam tubuh ikan dan dapat membahayakan manusia apabila di konsumsi.


       Surfaktan merupakan suatu bahan yang dapat menyebabkan turunnya tegangan permukaan cairan, dengan sifat tersebut bahan ini mampu menurunkan tegangan permukaan kotoran terhadap tegangan permukaan yang dibersihkan. Pencemaran perairan oleh deterjen terutama disebabkan karena bahan Alkyl Bensen Sulfonat (ABS) yang mempunyai sifat sangat tahan terhapat penguraian oleh mikroorganisme perairan, selain itu bahan aktif dan bersifat stabil ini juga akan berpengaruh terhadap pemindahan dan kelarutan oksigen dalam perairan (Taufik 2006) . Berikut merupakan pengaruh deterjen yang keras (ABS) adalah :
1.     Menurunkan tegangan permukaan air
2.     Menyuburkan pertumbuhan ganggang
3.     Pengemulsian minyak dan lemak
4.     Meningkatkan kekeruhan air
                   5.   Kematian organisme perairan
Devamını oku...

Thursday 12 September 2019

0
Sanitasi Restoran atau Tempat makan

   Pada kesempatan ini, saya akan membahas mengenai kebersihan suatu tempat makan atau restoran yang ada di sekitar kita. yuk simak

Higiene sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat, dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Berdasarkan pengertian diatas, maka sanitasi makanan adalah suatu upaya pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk dapat membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu kesehatan mulai dari sebelum makanan itu diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, penjualan sampai saat dimana makanan dan minuman itu dikonsumsi oleh masyarakat. Peraturan yang mengatur tentang hygiene sanitasi adalah Keputusan Menteri Kesehatan No 109 tentang Higiene Jasaboga. Berdasarkan luas jangkauan yang dilayani, Jasaboga dibagi menjadi tiga golongan yaitu
1.     Golongan A : melayani masyarakat umum
2.     Golongan  B : melayani masyarakat dalam keadaan tertentu
3.     Golongan C : melayani masyarakat di dalam angkutan umum internasional dan pesawat udara.

-          Golongan A1 : Pengolahannya < 100 porsi/hari, tidak ada karyawan, dapur berada di rumah
-          Golongan A2 : Pengolahannya 100-500 porsi/hari, ada karyawan, dapur rumah tangga
-          Golongan A3 : Pengolahannya > 500 porsi/ hari, dapur khusus, ada karyawan.
Tujuan Sanitasi Makanan

Tujuan utama dari sanitasi makanan adalah usaha-usaha yang ditujukan kepada kebersihan dan keamanan makanan, antara lain:
1.     Menjamin keamanan dan kebersihan makanan.
2.     Mencegah penularan wabah penyakit.
3.     Mencegah beredarnya produk makanan yang berbahaya dan merugikan masyarakat.
4.     Mengurangi tingkat kerusakan atau pembusukan makanan.
5.     Mencegah bahaya keracunan dan terjadinya penyakit pada manusia.
Uji kelayakan yang kami lakukan terdiri atas poin-poin berikut ini :
Uji kelayakan hygiene sanitasi makanan jasaboga mencangkup :
1.         Lokasi, bangunan, dan fasilitas
2.         Penghawaan
3.         Air bersih
4.         Air kotor
5.         Fasilitas cuci tangan dan toilet
6.         Pembuangan sampah
7.         Ruang pengolahan sampah
8.         Karyawan
9.         Makanan
10.       Perlindungan makanan
            11.       Peralatan makan dan masak

Tempat yang kelompok kami kunjungi adalah Bakso Ma'rem Bogor, nah dari hasil survey yang kelompok kami lakukan, bakso ma'rem memperoleh nilai 51 dari 65 nilai minimum yang harus dipenuhi sebagai tempat makan dengan golongan 1. Berdasarkan PMK no 1096 tentang higiene makanan, nilai ini masih dibawah untuk memenuhi tempat makan dengan sanitasi yang baik, tapi jangan salah, baksonya enak banget loh.
Devamını oku...

Thursday 5 September 2019

0
Sanitasi di Perumahan


Halo semuanya, apa kabar? Pada kesempatan ini saya akan membahas mengenai sanitasi di perumahan. Teman teman melihat ini adakah yang tinggal di perumahan? Pasti ada dong tentunya, btw apa kalian udah tau gimana sih tipe tipe perumahan yang sanitasinya bagus itu seperti apa ? Menurut UU RI No.1 Tahun 2011 dikatakan bahwa "perumahan dan kawasan pemukiman adalah satu kesatuan sistem yang  terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan perumahan, penyelenggaraan kawasan pemukiman, pemeliharaan dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan pemukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat."

Pada kesempatan kali ini kami mendapat 7 perumahan yang tersebar di daerah Kabupaten Bogor yaitu ciampea. Berikut merupakan perumahan yang kami kunjungi :

1. Griya Salak Asri/ Polwil Bogor
Berdiri tahun 2001, 
dulunya perumahan ini merupakan komplek perumahan untuk para polisi yang bekerja atau dinas di kabupaten Bogor, namun pada tahun 2005 perumahan ini diserahkan pada PT elang dan berubah menjadi Griya Salak Asri dengan kepemilikan pribadi, sehingga setelah dialihkan semua warga yang mengisi komplek ini tidak hanya polisi saja, melainkan warga biasa juga. 
Luas komplek ini adalah 10 ha, yang terdiri dari blok A-H. Komplek ini juga sudah memiliki bank sampah walau belum punya TPS 
jalan di dalam komplek pun sudah cukup rusak dan ada saja rumah yang tidak berpenghuni
 di tiap bloknya, warga sini mendapat air dari yayasan Bina mansyur sebagai penyedia air, setelah melihat kenyamanan dari kompel ini kami beri nilai 3/5 dikarenakan selain akses yang terlalu dalam agar sampai kek komplek ini, sarana dan prasana yang terdapat disini pun masih terbilang kurang.

2. Griya Salak Endah

  • Perumahan ini berdiri pada tahun 2010
  • Developer : PT Elang Semesta Guna
  • Jumlah warga di perumahan ini sekitar 520 KK
  • Luas perumahan sekitar 9 ha
  • Sumber air berasal dari Yayasan Bani Mansyur
  • Perumahan ini tidak memiliki TPS
  • Pengangkutan sampah dari rumah warga setiap 1 minggu 1x
  • Memiliki Bank sampah yang bertempat di rumah kosong
  • Jalan di dalam komplek ada beberapa lokasi yang mengalami kerusakan
  • Tidak semua rumah sudah terisi
  • Perumahan ini memiliki system drainase terbuka




3. Griya Salak Endah 2 
  • Perumahan ini berdiri pada tahun 2014
  • Developer : PT Elang Semesta Guna.
  • Perumahan GSE 2 berada dalam 1 kawasan dengan GSE 1.
  • GSE 1 berada di bagian atas, dan GSE 2 di bawah.
  • Jumlah warga di perumahan ini sekitar 520 KK.
  • Luas perumahan sekitar 9 ha.
  • Sumber air berasal dari Yayasan Bani Mansyur.
  • Perumahan ini tidak memiliki TPS.
  • Pengangkutan sampah dari rumah warga setiap 1 minggu 1x.
  • Memiliki Bank sampah yang bertempat di rumah kosong.
  • Jalan masuk menuju perumahan sangat rusak, di dalam perumahan terdapat di beberapa lokasi jalanan yang rusak.
  • Tidak semua rumah sudah terisi.
  • Perumahan ini memiliki system drainase terbuka.
4. Green Dramaga Residence 
  • Berdiri tahun 2017 ini memiliki luas 2,2 hektar. 
  • terdiri dari 144 unit dengan total  17 rumah yang sudah dihuni. 
  • Perumahan ini memiliki system inden. 
  • Total warga yang sudah ada di perumahan ini  ±70 orang. 
  • Sumber air berasal dari sumur dan PDAM. 
  • Pengangkutan sampah dilakukan 2x/minggu. 
  • Kondisi jalanan bagus dan tidak ada yang rusak. 
  • Letaknya strategis karena dekat dengan pasar dan Kampus IPB.  
  • Setiap rumah memiliki tempat sampah di pekarangan halaman. 
  • Perumahan ini memiliki system selokan
  •      terbuka dan airnya mengalir.
5. Greenland River Village
  • Berdiri tahun 2016 dengan luas 5 hektar. 
  • Rencananya perumahan ini akan mempunyai 300 unit, namun baru 15 unit yang dibangun dan berpenghuni. 
  • Jumlah penghuni Greenland River Villa ±50 orang
  • Dekat dengan sungai dan pasar. 
  • Sumber air berasal  dari sumur dan PDAM. 
  • Sampah diangkut 3 kali seminggu. 
  • Sampai saat ini, sampah masih diangkut oleh pihak Greenland, namun sedang proses pengajuan untuk diangkut oleh dinas kebersihan. 
  • Setiap pekarangan rumah memiliki tempat sampah. 
  • Kondisi drainase masih kering karena jumlah penghuni yang masih sedikit.

Hal yang kami nilai pada sanitasi perumahan-perumahan ini meliputi :
  1. Kondisi bangunan atau gedung
  2. Kondisi Jalan lingkungan
  3. Kondisi penyediaan air minum
  4. Kondisi Drainase lingkungan
  5. Kondisi pengelolaan air limbah
  6. Kondisi Pengelolaan persampahan
  7. Kondisi Proteksi kebakaran
  8. Aspek Legalitas
  9. Pertimbangan lain.
Berdasarkan observasi yang telah kami lakukan, semua perumahan yang kami datangi masih belum memiliki kondisi sanitasi yang baik, dikarenakan masih belum lengkapnya fasilitas yang tercantum pada poin-poin poin di atas. Sejauh ini perumahan yang paling memiliki sanitasi yang cukup baik terdapat pada GSA/polwil, walaupun sebenarnya posisi perumahan dengan sanitasi yang baik bisa saja diperoleh oleh Green Dramaga Residence atau Greenland River Ville, namun dikarenakan proses pembuatan perumahan ini belum sepenuhnya rampung, fasilitas yang ada pada pada GSA/polwil lebih lengkap.

Devamını oku...

Thursday 29 August 2019

0
Bagaimana sih Sanitasi yang terdapat pada Gor Padjajaran Bogor?


Hai sobat! kali ini saya akan menilai bagai mana sanitasi yang terdapat di Gor Padjajaran Kota Bogor, Yuk simak.
Sejarah 
Awal mulanya, stadion Bogor ini bernama jadi tempat pacuan kuda pada tahun 1900-an dan di sini terdapat sebuah arena balap kuda yang bahkan menyaingi nama Pulomas sebagai arena balap kuda di Indonesia. Pada tahun 1967, tempat pacuan kuda beralih menjadi lapangan bola dan berganti nama menjadi Stadion Purana.

Pada tahun 1974, menjelang Porda Jabar, stadion ini berganti nama. Nama yang dipilih adalah nama sebuah Kerajaan yang dulu menguasai Tanah Pasundan, yaitu Pajajaran.
Observasi yang kami lakukan berlokasi di Gor Padjajaran Bogor, dan ami mengambil tempat di Gor basket semi indoor. Peraturan mengenai sanitasi yang kami acu adalah Permenkes No 48 Tahun 2016 Tentang Standar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Perkantoran:
Beberapa ketentuan mengenai Toilet:

a. Toilet dipisah antara pria dan wanita
b. Lantai toilet hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air
c. Tersedia air bersih dan sabun
d. Toilet harus dibersihkan secara teratur
e. Memiliki penanggung jawab khusus
f. Tidak ada kotoran, serangga, kecoa, dan tikus toilet
g. Bila ada kerusakan segera di perbaiki


Kami mendapati bahwa Toilet yang berada di gor basket semi indoor ini sudah memenuhi beberapa kriteria mengenai keadaan sanitasi di toilet yaitu,  toilet dipisah antara pria dan wanita; tidak ada kotoran, serangga, kecoa, dan tikus toilet;tersedia air bersih dan sabun. Toilet ini tidak memiliki penjaga atau mungkin karena kami yang datangnya terlalu kesorean sehingga tidak ada petugas yang berjaga disini. Keadaan di dalam lapangan basket pun dibilang cukup bersih karena terdapat 8 tempat sampah di pinggir lapangan dan 2 tempat sampah di luar lapangan, hal ini tentunya menunjukkan bahwa ada keseriusan mengenai buangan sampah yang berserakan ya teman-teman. Kami pun mencoba menghitung nilai rata-rata sanitasi yang disana, dengan diketahui Keadaan (K) dan Persyaratan (P) pada tabel berikut :  Dapat disimpulkan bahwa keadaan sanitasi yang berada di gor padjajaran kota bogor sudah lumayan baik yaitu nilainya sendiri mencapai 66,67 %.



  • Jumlah % K (-) = 9/12 = 0,75  X 100% = 75%
  • Jumlah % P (-) = 7/12 = 0, 583 x 100% = 58,3%
  • Keadaan Sanitasi = (75% + 58,3%) / 2 = 66,65 %
  • Nilai rata-rata = (9+7) x 100% / 2 x 12 = 66,67%

Dapat disimpulkan bahwa keadaan sanitasi yang berada di gor padjajaran kota bogor sudah lumayan baik yaitu nilainya sendiri mencapai 66,67 %. Sekian informasi dari saya sobat, jangan lupa share postingan ini jika menurut kalian berguna ya ! terima kasih.



Devamını oku...

Tuesday 20 August 2019

0
Stunting, Bahaya serta gejalanya. Bukti pentingnya menjaga sanitasi.

Hallo sobat ! Pada kesempatan kali ini, admin ingin menjelaskan mengenai stunting. Btw, apa teman teman yang membaca ini sudah tahu apa itu stunting ? Kalo belum ayo kita mulai.

Stunting merupakan suatu kondisi dimana balita memiliki tinggi badan yang kurang jika di bandingkan dengan umur seusianya berdasarkan standar baku pengukuran tinggi WHO. Stunting ini disebabkan karena banyak hal loh sobat, yaitu :
  1. Kekurangan gizi dalam waktu yang lama
  2. Infeksi penyakit berulang pada 1000 hari pertama kehidupan
  3. Sanitasi dan kurang higienisnya pola hidup
  4. Kurangnya pengetahuan sang ibu
  5. Pola asuh yang salah 
  6. Rendahnya pelayanan kesehatan
Menurut data WHO pada tahun 2017, lebih dari setengah balita stunnting di dunia paling besar di dominasi oleh negara Asia loh ! dengan jumlah proporsi terbanyak berasal dari Asia Selatan di posisi pertama, dan Asia Tenggara di posisi kedua. Hal ini menunjukkan bahwa ada faktor yang sangat mendukung terjadinya stunting di asia, terutama dalam hal gizi, Sanitasi den kurang higienisnya pola kehidupan masyarakat, serta kurangnya pengetahuan sang ibu. Nah, disini saya menulispun yang saya harapkan adalah orang-orang yang membaca blog ini dapat semakin aware dengan bahaya stunting ini karena ini umumnya terjadi di negara negara berkembang seperti Indonesia. Oleh karena itu mari kita simak apa saja sih  gejala dan ciri-ciri balita yang mengalami stunting :
  1. Tinggi badan dibawah standar
  2. Pertumbuhan melambat
  3. Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
  4. Pertumbuhan gigi melambat
  5. Performa buruk pada kemampuan fokus dan memory belajarnya
  6. Pubertas melambat
  7. Usia 8-10 tahun menjadi lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata terhadap orang-orang disekitarnya
Stunting ini bisa terjadi muldai dari anak masih dalam kandungan dan mulai terlihat saat berusia dua tahun. 

"Wah kak, tinggi aku lebih pendek dibanding temen-temen disekolah aku, apa aku stunting?" belum tentu dong, kalo kemampuan belajar kamu masih sangat bagus itu bukan stunting, cuma turunan dari gen orang tua saja yang menyebabkan kita pendek.

FYI, Stunting ini dampaknya tidak hanya terjadi pada masa balita saja loh, karena terdapat dampak jangka Pendek dan jangka Panjang. Berikut merupakan dampak-dampaknya :

Dampak Jangka Pendek
  1. Peningkatan Kesakitan dan Kematian
  2. Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada nak tidak optimal
  3. Peningkatan biaya kesehatan
Dampak Jangka Panjang
  1. Postur tubuh yang tidak optimal pada masa dewasa.
  2. Meningkatanya resiko obesitas dan penyakit lainnya 
  3. Menurunkan kesehatan reproduksi
  4. Kapasitas dan performa belajar yang kurang optimal 
  5. Produktifitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal 
Kasus stunting ini pernah beberapa kali terjadi di Indonesia, Sekitar 8,8 juta anak di indonesia mengalami stunting dikarenakan kurang gizi. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 mencatat bahwa  angka kejadian penting nasional mencapai 37,2 % angka ini meningkat dari 2010 sebesar 35,6 %. Pandeglang, Banten sebesar 38,5 %; Jawa Barat 29,2 %; Jawa Tengah 37,6 %; dan NTB 46,60 %. Tidak hanya itu loh, Pada tahun 2017 Pemkab Cianjur pernah mengatakan bahwa sudah dapat menurunkan Kasus stunting di daerahnya loh. Hebat ya.

Umumnya Saudara kita yang berada di daerah NTB dan NTT lah yang cukup banyak mengalami stunting, hal ini dikarenakan terkadang sulitnya mendapatkan asupan air bersih, sedih ya. Jadi, yuk kita cari tahu bagaimana mencari pencegahan stunting agar dapat mengurangi jumlah kejadiannya.

  1. Memberi asupan gizi.
  2. Asi ekslusif
  3. Memperhatikan kualitas makanan pendamping asi
  4. Kampanye gizi seimbang 
  5. Pemberian Suplemen mikronutrien/fortifikasi untuk ibu dan anak
Nah, jadi begitu teman mengenai stunting, sudah mengerti kan? Jadi ayo kita mulai mengkampanyekan bahaya stunting agar orang-orang disekitar kita jadi tahu dan setidaknya kita dapat berperan dalam mengurangi jumlah terjadinya stunting di dunia ini terutama untuk engara kita Indonesia. Sekian Postingan saya kali ini, jangan lupa share lewat media sosial kalian mengenai postingan ini ya untuk membatu saya agar semakin semangat untuk memposting mengenai pengetahuan dan tugas-tugas saya di masa kuliah ini. Terima kasih !

 



 

Devamını oku...

Wednesday 6 March 2019

0
METODE SAMPLING HEWAN TANAH

Hallo sobat! Pada kesempatan kali ini saya ingin membahas mengani bagaimana sih kita mengidentifikasi hewan yang terdapat di dalam tanah dan apakah hewan yang terdapat dalam tanah tersebut melimpah atau tidak? Yuk langsung simak aja.

Jadi untuk metode sampling hewan tanah ini kita harus tahu dulu mengenai kelompok hewan yang terdapat didalam tanah. Terdapat tiga golongan berdasarkan ukurannya :
1. Mikrofauna : Ukuran tubuh 20-200 mikron
2.Mesofauna : Ukuran tubuh 200 mikron - 1cm
3.Makrofauna : Ukuran tubuh lebih dari 1 cm

Hal pertama yang harus kita buat adalah membuat dua petak dengan ukuran yang berbeda. Yaitu petak berukuran 30 x 30 cm dan petak berukuran 60 x 60 cm. Pada petak berukuran 30 x 30 cm, kita menggalinya hingga kedalaman 15 cm dan hewan diamat tiap 5 cm kemudian dihitung jumlahnya dan diidentifikasi jenis hewan tersebut itu apa. Sedangkan untuk petak berukuran 60 x 60 cm kita menggalinya hingga kedalaman 30 cm dan mengamati jumlah dan jenis hewan setiap kedalaman 10 cm.

Nah sayang sekali, saya ketika menggali petak hanya menemukan cacing, sehingga tingkat keanekaragman di tempat basah yang saya amati tergolong kurang. Jadi saya hanya bisa membahas mengenai cacing yang juga tak kalah menarik karena bisa menjadi bioindikator kesuburan tanah loh!

Cacing merupakan fauna tanah yang sering kita temui, fauna tanah ini beragam jenisnya. Fauna tanah merupakan salah satu heterotrof di dalam tanah. Anggota fauna tanah ini beragam, sehingga diperlukan klasifikasi terhadap keberadaannya di dalam tanah ( Arief F 2001). Pada kesempatan ini saya dan kelompok saya kebagian di lapangan terbuka. Hasil yang di dapatkan oleh saya dan kelompok adalah data bahwa petak dengan ukuran 60 x 60 cm memiliki Populasi cacing dan keragaman yang lebih besar jika di bandingkan dengan petak 30 x 30 cm. Lain halnya dengan teman saya lain yang mendapat lokasi yang berbeda yaitu lapangan dengan banyak pohon, tingkat keanekaragamannya tentunya lebih banyak sehingga dapat ditemukan semut tanah, rayap, dan ulat.



Contoh gambar cacing tanah



Cacing merupakan salah satu bioindikator unsur hara di dalam tanah. Semakin banyak cacing menandakan bahwa semakin banyaknya unsur hara di lokasi tersebut. Bioindikator adalah kelompok atau komunitas organisme yang yang kehadirannya atau perilakunya dialam berkorelasi dengan kondisi lingkungan, sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk kondisi kualitas lingkungan ( Purwanti SU 2015).

Nah begitulah pengamatan yang saya amati, semoga bermanfaat untuk sobat semua, jangan lupa share postingan ini agar teman-teman kalian lebih tau. Terima kasih

Daftar Pustaka
Arief A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Yogyakarta (ID): Kanisisus
Purwanti SU. 2015. Karakteristik Bioindikator Cisadane. Jurnal Ecolab. Vol 9 (2) : 47-104
Devamını oku...
Powered by Blogger.