Thursday, 29 August 2019

0
Bagaimana sih Sanitasi yang terdapat pada Gor Padjajaran Bogor?


Hai sobat! kali ini saya akan menilai bagai mana sanitasi yang terdapat di Gor Padjajaran Kota Bogor, Yuk simak.
Sejarah 
Awal mulanya, stadion Bogor ini bernama jadi tempat pacuan kuda pada tahun 1900-an dan di sini terdapat sebuah arena balap kuda yang bahkan menyaingi nama Pulomas sebagai arena balap kuda di Indonesia. Pada tahun 1967, tempat pacuan kuda beralih menjadi lapangan bola dan berganti nama menjadi Stadion Purana.

Pada tahun 1974, menjelang Porda Jabar, stadion ini berganti nama. Nama yang dipilih adalah nama sebuah Kerajaan yang dulu menguasai Tanah Pasundan, yaitu Pajajaran.
Observasi yang kami lakukan berlokasi di Gor Padjajaran Bogor, dan ami mengambil tempat di Gor basket semi indoor. Peraturan mengenai sanitasi yang kami acu adalah Permenkes No 48 Tahun 2016 Tentang Standar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Perkantoran:
Beberapa ketentuan mengenai Toilet:

a. Toilet dipisah antara pria dan wanita
b. Lantai toilet hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air
c. Tersedia air bersih dan sabun
d. Toilet harus dibersihkan secara teratur
e. Memiliki penanggung jawab khusus
f. Tidak ada kotoran, serangga, kecoa, dan tikus toilet
g. Bila ada kerusakan segera di perbaiki


Kami mendapati bahwa Toilet yang berada di gor basket semi indoor ini sudah memenuhi beberapa kriteria mengenai keadaan sanitasi di toilet yaitu,  toilet dipisah antara pria dan wanita; tidak ada kotoran, serangga, kecoa, dan tikus toilet;tersedia air bersih dan sabun. Toilet ini tidak memiliki penjaga atau mungkin karena kami yang datangnya terlalu kesorean sehingga tidak ada petugas yang berjaga disini. Keadaan di dalam lapangan basket pun dibilang cukup bersih karena terdapat 8 tempat sampah di pinggir lapangan dan 2 tempat sampah di luar lapangan, hal ini tentunya menunjukkan bahwa ada keseriusan mengenai buangan sampah yang berserakan ya teman-teman. Kami pun mencoba menghitung nilai rata-rata sanitasi yang disana, dengan diketahui Keadaan (K) dan Persyaratan (P) pada tabel berikut :  Dapat disimpulkan bahwa keadaan sanitasi yang berada di gor padjajaran kota bogor sudah lumayan baik yaitu nilainya sendiri mencapai 66,67 %.



  • Jumlah % K (-) = 9/12 = 0,75  X 100% = 75%
  • Jumlah % P (-) = 7/12 = 0, 583 x 100% = 58,3%
  • Keadaan Sanitasi = (75% + 58,3%) / 2 = 66,65 %
  • Nilai rata-rata = (9+7) x 100% / 2 x 12 = 66,67%

Dapat disimpulkan bahwa keadaan sanitasi yang berada di gor padjajaran kota bogor sudah lumayan baik yaitu nilainya sendiri mencapai 66,67 %. Sekian informasi dari saya sobat, jangan lupa share postingan ini jika menurut kalian berguna ya ! terima kasih.



Devamını oku...

Tuesday, 20 August 2019

0
Stunting, Bahaya serta gejalanya. Bukti pentingnya menjaga sanitasi.

Hallo sobat ! Pada kesempatan kali ini, admin ingin menjelaskan mengenai stunting. Btw, apa teman teman yang membaca ini sudah tahu apa itu stunting ? Kalo belum ayo kita mulai.

Stunting merupakan suatu kondisi dimana balita memiliki tinggi badan yang kurang jika di bandingkan dengan umur seusianya berdasarkan standar baku pengukuran tinggi WHO. Stunting ini disebabkan karena banyak hal loh sobat, yaitu :
  1. Kekurangan gizi dalam waktu yang lama
  2. Infeksi penyakit berulang pada 1000 hari pertama kehidupan
  3. Sanitasi dan kurang higienisnya pola hidup
  4. Kurangnya pengetahuan sang ibu
  5. Pola asuh yang salah 
  6. Rendahnya pelayanan kesehatan
Menurut data WHO pada tahun 2017, lebih dari setengah balita stunnting di dunia paling besar di dominasi oleh negara Asia loh ! dengan jumlah proporsi terbanyak berasal dari Asia Selatan di posisi pertama, dan Asia Tenggara di posisi kedua. Hal ini menunjukkan bahwa ada faktor yang sangat mendukung terjadinya stunting di asia, terutama dalam hal gizi, Sanitasi den kurang higienisnya pola kehidupan masyarakat, serta kurangnya pengetahuan sang ibu. Nah, disini saya menulispun yang saya harapkan adalah orang-orang yang membaca blog ini dapat semakin aware dengan bahaya stunting ini karena ini umumnya terjadi di negara negara berkembang seperti Indonesia. Oleh karena itu mari kita simak apa saja sih  gejala dan ciri-ciri balita yang mengalami stunting :
  1. Tinggi badan dibawah standar
  2. Pertumbuhan melambat
  3. Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
  4. Pertumbuhan gigi melambat
  5. Performa buruk pada kemampuan fokus dan memory belajarnya
  6. Pubertas melambat
  7. Usia 8-10 tahun menjadi lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata terhadap orang-orang disekitarnya
Stunting ini bisa terjadi muldai dari anak masih dalam kandungan dan mulai terlihat saat berusia dua tahun. 

"Wah kak, tinggi aku lebih pendek dibanding temen-temen disekolah aku, apa aku stunting?" belum tentu dong, kalo kemampuan belajar kamu masih sangat bagus itu bukan stunting, cuma turunan dari gen orang tua saja yang menyebabkan kita pendek.

FYI, Stunting ini dampaknya tidak hanya terjadi pada masa balita saja loh, karena terdapat dampak jangka Pendek dan jangka Panjang. Berikut merupakan dampak-dampaknya :

Dampak Jangka Pendek
  1. Peningkatan Kesakitan dan Kematian
  2. Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada nak tidak optimal
  3. Peningkatan biaya kesehatan
Dampak Jangka Panjang
  1. Postur tubuh yang tidak optimal pada masa dewasa.
  2. Meningkatanya resiko obesitas dan penyakit lainnya 
  3. Menurunkan kesehatan reproduksi
  4. Kapasitas dan performa belajar yang kurang optimal 
  5. Produktifitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal 
Kasus stunting ini pernah beberapa kali terjadi di Indonesia, Sekitar 8,8 juta anak di indonesia mengalami stunting dikarenakan kurang gizi. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 mencatat bahwa  angka kejadian penting nasional mencapai 37,2 % angka ini meningkat dari 2010 sebesar 35,6 %. Pandeglang, Banten sebesar 38,5 %; Jawa Barat 29,2 %; Jawa Tengah 37,6 %; dan NTB 46,60 %. Tidak hanya itu loh, Pada tahun 2017 Pemkab Cianjur pernah mengatakan bahwa sudah dapat menurunkan Kasus stunting di daerahnya loh. Hebat ya.

Umumnya Saudara kita yang berada di daerah NTB dan NTT lah yang cukup banyak mengalami stunting, hal ini dikarenakan terkadang sulitnya mendapatkan asupan air bersih, sedih ya. Jadi, yuk kita cari tahu bagaimana mencari pencegahan stunting agar dapat mengurangi jumlah kejadiannya.

  1. Memberi asupan gizi.
  2. Asi ekslusif
  3. Memperhatikan kualitas makanan pendamping asi
  4. Kampanye gizi seimbang 
  5. Pemberian Suplemen mikronutrien/fortifikasi untuk ibu dan anak
Nah, jadi begitu teman mengenai stunting, sudah mengerti kan? Jadi ayo kita mulai mengkampanyekan bahaya stunting agar orang-orang disekitar kita jadi tahu dan setidaknya kita dapat berperan dalam mengurangi jumlah terjadinya stunting di dunia ini terutama untuk engara kita Indonesia. Sekian Postingan saya kali ini, jangan lupa share lewat media sosial kalian mengenai postingan ini ya untuk membatu saya agar semakin semangat untuk memposting mengenai pengetahuan dan tugas-tugas saya di masa kuliah ini. Terima kasih !

 



 

Devamını oku...
Powered by Blogger.